RedMOL SEMARANG,
Pemerintah Kota Semarang tidak menggelar pesta kembang api untuk menyemarakkan momen pergantian tahun baru. Sebagai gantinya, perayaan akhir tahun difokuskan pada doa lintas agama serta penggalangan donasi untuk korban bencana di Pulau Sumatra.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti membeberkan keputusan itu diambil sebagai bentuk empati dan solidaritas kemanusiaan terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam.
“Untuk pesta kembang api pemerintah kota, saya kira tidak mengadakan. Biasanya ada di Simpang Lima, tetapi kemarin saya menyarankan kepada panitia agar tidak perlu kembang api,” kata Agustina, Rabu kemarin.
Perayaan malam pergantian tahun di Kota Semarang tetap diadakan. Tetapi dengan konsep yang lebih bermakna, seperti mengajak masyarakat berkumpul untuk berdoa bersama demi keselamatan dan kebaikan di tahun mendatang.
“Doa itu sangat penting. Kita bersyukur atas perjalanan satu tahun dan berharap 2026 membawa kebaikan bagi semua. Doanya lintas agama, melibatkan Kristen, Islam, dan agama-agama lainnya,” ungkapnya.
Di sisi lain, Agustina tidak melarang pihak swasta merayakan tahun baru dengan pesta kembang api.Namun, Pemkot Semarang berharap semangat solidaritas terhadap masyarakat terdampak bencana bisa menjadi perhatian.
DOA LINTAS AGAMA
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari, memaparkan khusus tahun ini perayaan tahun baru tidak akan sebesar sebelum-sebelumnya. Kegiatannya nanti difokuskan untuk penggalangan donasi untuk masyarakat terdampak bencana di Sumatra.
“Di Simpang Lima pas malam pergantian tahun baru akan ada pentas bersama dengan konsep doa lintas agama dan penggalangan donasi,” ujar perempuan yang akrab disapa Iin tersebut.
Iin juga mengimbau kepada penyelenggara acara yang mengajukan izin keramaian untuk menyertakan sesi doa bersama dan membuka donasi kemanusiaan. Sejauh ini belum ada tindakan khusus yang dikeluarkan Pemkot Semarang terhadap pihak swasta yang mengajukan izin perayaan malam tahun baru.
“Hiburan tetap ada, tetapi konsepnya untuk mengajak masyarakat datang, berdoa bersama, dan berdonasi. Berapa pun nilainya tidak kami lihat jumlahnya, yang terpenting adalah partisipasi dan kepedulian,” pungkasnya. (Hans)
